Sabtu, 28 Januari 2012

Struktur Kalimat Dalam Bahasa Turki

*Struktur Kalimat Dalam Bahasa Turki*
Bahasa Turki berpola S-O-P artinya sebuah kalimat lengkap bahasa Turki terdiri atas Subjek (S), Objek (O) dan Predikat (P), dengan urutan S-O-P. Sebagai perbandingan, kalimat lengkap dalam bahasa Indonesia, Prancis, Inggris dan Spanyol umumnya berpola S-P-O. Dalam bahasa Turki, Keterangan (K) biasanya diletakan diawal kalimat.
Şimdi(K) Fajrul(S) pilav(O) yiyor(P)
Sekarang Fajrul nasi sedang makan
Sekarang Fajrul sedang makan nasi
Sebuah kata dalam bahasa Turki bisa tersesun dari beberapa unsur gramatikal, misalnya arkadaşlarım:
arkadaş = kata dasar, lar = akhiran penunjuk jamakm ım = akhiran penanda milik (saya)
Proses pembentukan kata (proses morfologis) dalam bahasa Turki dapat melapaui batas Klausa dalam bahasa Indonesia. Karena itu, sebuah kata (morfem) dalam bahasa Turki dapat mengandung unsur-unsur sintaksis (memiliki subyek dan predikat) dan setara dengan satu kalimat. Contoh :
vereceğim : saya akan memberikan

*Alfabet Dalam Bahasa Turki Dan Cara Bacanya*

Alfabet latin bahasa Turki berjumlah 29 huruf, terdiri dari 8 vokal dan 21 konsonan, yaitu: Aa Bb Cc Çç Dd Ee Ff Gg Ğğ Hh Iı Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Öö Pp Rr Şş Ss Tt Uu Üü Vv Yy Zz. Terdapat 6 huruf, yaitu : ç,ğ, ı, ö, ü, ş yang tidak terdapat dalam alfabet bahasa Indonesia, sedangkan dalam alfabet bahasa Turki huruf Qq, Ww dan Xx tidak ada.
Bahasa Turki di tulis secara fonetis, artinya dibaca atau diucapkan sesuai dengan tulisannya. Ada beberapa huruf dalam alfabet bahasa Turki yang ucapannya berbeda dengan ucapan huruf yang sama dalam bahasa Indonesia. Dalam daftar berikut ini, padanan ucapannya dalam bahasa Indonesia ditandai dengan kurung siku atau [..]
c ; diucapkan seperti [j], contoh rica (rija) permintaan
ç; diucapkan seperti [c], contoh çok (cok) sangat
ğ; diucapkan sebagai bunyi tenggorokan seperti bunyi ghain dalam bahasa arab [غ], contoh erdoğan (erdoan)
ö; diucapkan dengan ujung lidah menyentuh langit-langit dan bibir berbentuk lebih bulat.
ü; diucapkan dengan bibir dibulatkan.
ı; diucapkan seperti [e] dalam kata empat, contoh yarın [yaren] besok.
ş; diucapkan seperti bunyi syin dalam bahasa arab [ش], contoh selamlaşma (selamlasyma) salam
v; diucapkan seperti [w], contoh mavi marmara (mawi marmara).

*KEISTIMEWAAN BAHASA TURKI *
Bahasa Turki sangat fonetik, dalam artian penulisan dan pengucapan diucapkan sama saja (konsisten).Bahasa Turki tidak memiliki jenis kelamin.
Dalam bahasa Turki tidak ada artikel, dalam bahasa Inggris kita mengenal artikel the, a, an, dalam bahasa Jerman kita mengenal artikel der, die, das, dem, den, dsb. Dalam bahasa Turki itu semua tidak ada

Bahasa Turki tidak memiliki kekerabatan dengan bahasa-bahasa Eropa lain, karena bahasa Turki adalah rumpun altaik (dimana berkerabat dengan bhs Kazak, Uzbek, dan bahasa Mongol).

Kebanyakan preposisi dinyatakan dlm imbuhan (disambung dengan kata yang lain) ketimbang sebagai kata terpisah.

Dalam bahasa Formal, kata kerja ditempatkan diakhir kalimat. Namun dalam bahasa informal, subjek, predikat dan objek dapat diacak dan diletakkan dimana saja.

Abjad Turki terdiri dari 29 huruf, huruf Q, W dan X tidak digunakan dalam bahasa Turki.

A a diucapkan a biasa seperti dalam kata ‘aba’

B b diucapkan b biasa seperti dalam kata ‘bibi’

C c diucapkan j, seperti pada kata ‘janji’

Ç ç diucapkan c, seperti pada kata ‘cicak’

D d diucapkan d biasa, seperti dalam kata ‘dadu’

E e diucapkan e biasa, seperti dalam kata ‘beres’

F f diucapkan f biasa, seperti dalam kata ‘fulan’

G g diucapkan g biasa, seperti dalam kata ‘gigi’

Ğ ğ diucapkan gh, dalam bahasa Arab, kita mengenal huruf ghain غ

ğ juga dinamain "g lemah" (yumuşak g). Huruf ini tidak pernah menjadi awalan suatu kata.

H h diucapkan h biasa, seperti dalam kata ‘habis’

I ı diucapkan e, seperti dalam kata ‘enam’, ‘lemah’, ‘tempat’

İ i diucapkan i biasa, seperti dalam kata ‘jijik’

J j diucapkan z biasa, seperti dalam kata ‘zaman’

K k diucapkan k biasa, seperti dalam kata ‘kakak’

L l diucapkan l biasa, seperti dalam kata ‘lalu’

M m diucapkan m biasa, seperti dalam kata ‘mama’

N n diucapkan n biasa, seperti dalam kata ‘Nina’

O o diucapkan o biasa, seperti dalam kata ‘bolong’

Ö ö diucapkan seperti bibir mengucapkan o, tapi lidah seperti berposisi mengucapkan e.

P p diucapkan p biasa, seperti dalam kata ‘papa’

R r diucapkan r biasa, seperti dalam kata ‘riak’

S s diucapkan s biasa, seperti dalam kata ‘sisir’

Ş ş diucapkan sh seperti dalam kata bahasa Inggris ‘shut up’

T t diucapkan t biasa, seperti dalam kata ‘turut’

U u diucapkan u biasa, seperti dalam kata ‘buru’

Ü ü diucapkan seperti bibir mengucapkan u, tapi lidah seperti berposisi mengucapkan i

V v diucapkan v biasa, seperti dalm kata ‘aktivasi’

Y y diucapkan y biasa, seperti dalam kata ‘yoyo’

Z z diucapkan z biasa, seperti dalam kata ‘zahir’


*Aturan bunyi
Vokal*

• Semua vokal diucapkan pendek-pendek

• Tidak ada diftong dalam bahasa Turki

• All vowels obey the 1st and 2nd rule of vowel harmony.

• Setiap preposisi berupa imbuhan akhir


*Konsonan*

• Huruf "f", "h", "j" hanya digunakan untuk kata serapan asing

• Sebuah kata bahasa Turki tidak pernah diawali huruf ğ

• Sebuah kata bahasa Turki tidak diawali huruf "f", "l", "z" (kecuali untuk kata pinjaman).

• Sebuah kata bahasa Turki tidak diawali huruf ‘n’ Kecuali kata tanya 5W + 1H: ne/neden/niçin/niye/nasıl/nerede (what/why/why/why/how/where).

• Sebuah kata tidak berakhiran dalam: b, c, d, g. Pada kata-kata pinjaman asing, akhiran dikonversikan menjadi p, ç, t, k (similar to in Dutch).

*Hukum persesuaian vokal*
Huruf vokal dibagi menjadi dua golongan

• vokal tebal: a, o, u, ı

• vokal tipis: e, ö, ü, i

Biasanya, sebuah kata dalam bahasa Turki, hanya mengandung huruf vokal tebal saja, atau vokal tipis saja:


Contoh (örnegin) :

• Konuşacağımızı (yang akan kita bicarakan)

• Görüşeceğimizi (yang akan kita temui)


*PENGECUALIAN!*

• Kombinasi huruf

• Kata dari serapan asing

• imbuhan "present continuous tense" => "-yor".

Untuk membentuk jamak dalam bahasa Turki cukup mudah, tambahkan –ler apabila kata dasar diakhiri suku kata dengan vokal tipis, dan tambahkan –lar apabila kata dasar diakhiri suku kata dengan vokal tebal.
Contoh:

çocuk (anak) -> çocuklar (anak-anak)

balon(balon) -> balonlar (balon-balon)

çiçek (bunga-bunga) -> çiçekler (bunga-bunga)

kalem(pena) -> kalemler (pena-pena)

şişe(botol) -> şişeler (botol-botol)

üç (pohon) -> üçler (pohon-pohon)


TESEKKUR EDERIM ;)

Selasa, 10 Januari 2012

Pesona Mesjid Sultan Ahmet in Turki

Masjid ini dibangun antara tahun 1609 dan 1616 atas perintah Sultan Ahmed I, yang kemudian menjadi nama masjid tersebut. Ia dimakamkan di halaman masjid. Masjid ini terletak di kawasan tertua di Istanbul, di mana sebelum 1453 merupakan pusat Konstantinopel, ibukota Kekaisaran Bizantin/Bizantium. Berada di dekat situs kuno Hippodrome, serta berdekatan juga dengan apa yang dulunya bernama Gereja Kristen Kebijaksanaan Suci (Hagia Sophia) yang sekarang diubah fungsinya menjadi museum.
Jaraknya cukup dekat dengan Istana Topkapı, tempat kediaman para Sultan Utsmaniyah sampai tahun 1853 dan tidak jauh dari pantai Bosporus. Dilihat dari laut, kubah dan menaranya mendominasi cakrawala kota Istanbul.
Masjid ini dikenal dengan nama Masjid Biru karena warna cat interiornya didominasi warna biru. Akan tetapi cat biru tersebut bukan merupakan bagian dari dekor asli masjid, maka cat tersebut dihilangkan. Sekarang, interior masjid ini tidak terlihat berwarna biru.

The Sultan Ahmed Mosque (Turkish: Sultanahmet Camii, Ottoman Turkish and Arabic: مَسجِدُ السلطان أحمد pr. masjedu alsultane Ahmad) is a historical mosque in Istanbul, the largest city in Turkey and the capital of the Ottoman Empire (from 1453 to 1923). The mosque is popularly known as the Blue Mosque for the blue tiles adorning the walls of its interior.
It was built from 1609 to 1616, during the rule of Ahmed I. Like many other mosques, it also comprises a tomb of the founder, a madrasah and a hospice. While still used as a mosque, the Sultan Ahmed Mosque has also become a popular tourist attraction

Architecture
The design of the Sultan Ahmed Mosque is the culmination of two centuries of both Ottoman mosque and Byzantine church development. It incorporates some Byzantine elements of the neighboring Hagia Sophia with traditional Islamic architecture and is considered to be the last great mosque of the classical period. The architect has ably synthesized the ideas of his master Sinan, aiming for overwhelming size, majesty and splendour.It has 6 minarates along with 8 domes and 1 main one.





Sultan Ahmet Camii Cok Guzel