Kamis, 27 Maret 2014

KPI (KEILMUAN PENALARAN ILMIAH): MENGORES INOVASI DAN INSPIRASI PEMUDA DI KOTA GUDEG



KPI (KEILMUAN PENALARAN ILMIAH): MENGORES INOVASI DAN INSPIRASI PEMUDA DI KOTA GUDEG
Oleh: Benim Güzel Ülku, Jurusan Sastra Indonesia/2013

Ketika malam masih berkuasa, angin Kota Makassar sesekali mengantar keberangkatan kami di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin menuju Kota Gudeg. Iya, selain kota pendidikan, kami juga menjuluki kota tersebut sebagai Kota Gudeg, karena gudeg merupakan makanan tradisional masyarakat sekitar. Kami transit di Bandar Udara Juanda, Surabaya dan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan travel menuju Jogjakarta.
Malam masih seperti kemarin, gelap menutupi bumi, namun suasananya berbeda. Dari bandara Juanda kami para delegasi KPI UH menempuh perjalanan panjang hingga tiba di Jogja. Kurang lebih 9 jam menggunakan mobil travel. Perjalanan yang sangat melelahkan, namun mata tak mau kalah menelusuri titik demi titik kota. Kami yang terdiri atas lima orang, Andry Setiawan, Darwan Saputra, Nurul Hikma, Syuraswasti Muhidin  dan Murnisma  membawa tanggung jawab sebagaidelegasi UKM KPI di Jogjakarta dalam rangkah GIPI (Gebyar Inovasi Pemuda Indonesia) ke-2 yang diadakan selama tiga hari, pada tanggal 7 s.d. 9 Maret 2014.
Setiba di Jogjakarta, kami disambut dengan pembukaan acara GIPI di Aula Asrama Haji Transit Jogja. Suasana dan iklim belum bisa bersahabat namun tetap menyambut kedatangan kami. Kami bertemu dengan para delegasi, peserta Miti Paper Award dan Neuron Award dari se-antero nusantara.
Hari pertama, selesai sarapan, pukul 10.00, mulailah kami mempersiapkan diri  mengikuti serangkain acara yang menurut kami luar biasa menginspirasi. Hari itu, 7 Maret 2014 rangkain acara, yakni Neuron Award
"Presentasi neuron adalah pertemuan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penalaran se-Indonesia, ini penting karena bisa mengetahui bagaimana alur kaderisasi, program-program besar UKM Penalaran di masing-masing perguruan tinggi, bagaimana perkembangan program hibah bina desa, mengetahui sudah berapa hasil peneliti yang diaplikasikan untuk masyarakat dan kita mampu membandingkan program kerja disetiap UKM Penalaran se-Indonesia dan juga UKM KPI UH yang di usianya yang masih belia sudah mampu bersaing dengan UKM penalaran se-Indonesia," kata Ketua Umum UKM KPI Universitas (?), Andry.
Sedangkan, di ruangan Miti Paper Award hampir runtuh dengan semangat pemuda Indonesia untuk menjadi penggerak bangkitnya ilmuwan dan teknologi Indonesia agar berkarya lebih nyata dan berperan serta secara aktif dalam pembangunan nasional dan penyelesaian masalah bangsa. Salah satu ide pemenang dari kompetisi tim berasal dari Universitas Negeri Jogjakarta adalah "Table Taprarer Miror" yaitu, alat bantu berbentuk cermin, dilengkap dengan tombol-tombol yang saya tidak tahu namanya. Alat itu untuk anak tuna wicara.
Kami, para delegasi UKM KPI UH sangat terpukau melihat ide kreatif nan inovatif dari anak-anak bangsa.  Ada banyak hal yang bisa diambil dari kedua kompetisi di atas, yaitu: ide inovasi perbarukan dan inspirasi dari para pemuda Indonesia.
Hari kedua juga tak kalah menarik dan sangat dinanti-nanti, ke UGM dengan para pemuda hebat? Siapa yang tak mau? Hal ini merupakan suatu kebanggan, bukan?. Pukul 06.00 kami sudah bersiap-siapa menuju Graha Sabha Pramana, Auditorium Universitas Gadjah Mada dengan mengendarai bus. Saya, Syurah, dan  Hikma berada di bus pertama, bersama peserta lain, sedangkan Andri dan Darwan berada di bus kedua. Panitia telah menyiapkan tiga bus untuk kami.
Kami bercanda gurau dengan para peserta lain. Ada yang saling berkenalan, bercerita dan masih banyak jenis tema dialog di dalam bus yang kami tumpangi. Di sepanjang perjalanan, mata saya kembali berulah, tak berhenti menyapu bersih titik demi titik yang dilalui. Tiba di halaman UGM, keindahan dan keasrian Kampus Bulaksumur itu menyambut kami dengan ramah. Tanaman hijau di sekitar Aula pun tersenyum sejuk, seketika itu, kami diarahkan masuk ke dalam aula. Tahukah, sebagian peserta GIPI dari beberapa wilayah, termasuk saya, terpukau melihat arsitektur bangunan aula UGM. Bangunan yang sangat klasik, ruangan yang luas. Dari pintu masuk, kami sudah disambut dengan karpet merah dan kerlap-kerlipan lampu yang menambah keeleganan ruangan.
Acara hari ini adalah international conference yang dibuka oleh Wakil Rektor III Universitas Gadja Mada, Jogjakarta dan dirangkaikan dengan International Youth Expo. Acara ini dibawakan oleh Dr Tofoel Ahmed (Japan) Associate Professor in Agrobiology, Prof Franz Gelbke (Germany) Communication and computer Scince Spicialist, Prof Dr Subagus Wahyuono, M.Sr., Apt (Indonesia) Dean of Faculty of Pharmacy UGM dan Dr Warsito Purwo Taruno M. Eng (Indonesia) The Inventor
Seminar ini dipenuhi oleh para peserta dari beberapa wilayah di Indonesia. Saat berlangsungnya acara, para peserta dengan hikmat mendengarkan lentungan materi berbahasa Inggris yang keluar dari mulut pemateri-pemateri hebat.
Pukul 15.00, acara selesai dan kami pun bergegas keluar untuk menunaikan salat ashar. Setelah itu melihat-lihat Stand Expo yang dibuat oleh panitia GIPI. Stand Expo adalah pameran karya anak bangsa, mulai dari karya cipta sampai dengan pengabdian masyarakat. Sungguh, kami, termasuk saya berlabuh di lautan manusia, berkeliling, melihat, dan menyapu bersih stand-stand yang ada. Dalam hati berdecak "Anak bangsa juga bisa menyipta".
Nah, selesai berkeliling stand, selama kurang lebih satu jam, inilah tujuan kedua kami, bertemu dengan alumni-alumni UKM KPI UH yang kuliah atau mengambil pendidikan S-2-nya di IPB dan UGM. Sebut saja Edwin dan Arfi. Tak  mengambil waktu lama, kami pun meninggalkan Aula Graha Sabha Pramana bersama Edwin dan Arfi.  Enaklah kami mau diajak ke mana oleh mereka. Tak tahu, yang saya tahu hanya berkeliling UGM. Mata saya, termasuk Syura tetap saja bawel, melirik ke kiri dan ke kanan. Maklum baru pertama menginjakkan kaki di salah satu Universitas ternama di Indonesia. Kami berjalan beriringan.  Darwan tak  bisa ikut dengan kami karena ada urusan yang harus dia selesaikan. Sayang sekali kawan, kurang satu delegasi KPI UH.
Baru sadar, ternyata kami dibawa menikmati jus buah ala Jogja sambil menikmti suasana jogja di sore hari. Waktu itu kami memilih meja yang enak dan nyaman untuk berdiskusi dan sharing mengenai banyak hal. Banyak hal yang tak bisa saya ceritakan di tulisan ini, karena hal ini kemaslahatan kami bersama. Yang intinya sharing banyak hal, hehhehehe.
Puas bertukar pendapat dengan didukung dengan segelas jus buah, kami pun bergegas pulang, kembali ke Asrama Haji Transit Jogjakarta menggunakan taxi. Gelapnya malam pun sudah mulai berkuasa waktu itu.
Tak kalah menarik, di tempat yang sama seperti kemarin, hari ketiga kami di sini. Sepertinya mengulang sebagian skenario. Hari ini tema acaranya yaitu Indonesian Intelectual Summit.  Nah ini acara yang sangat menginspirasi dan menambah wawasan tentang intelectual Indonesia. Hari ini rombongan kami duduk di bagian belakang karena datang terlambat. Selesai acara ini, kami pun mengabadikan momen bersama peserta lain, karena hari ini adalah hari penutupan dan berakhirnya semua rangkaian acara yang ada di Jogja. Ucap kata selamat tinggal tak henti-hentinya dilantunkan, berharap akan bertemu mereka lagi di suasana dan di tempat yang tak kalah luar biasanya. Sungguh pengalaman luar biasa, bisa bertemu dengan pemikir-pemikir inovatif se-Indonesia.
Selesai acara ini, kami pun bergegas keluar dari aula karena ada tiga orang menunggu kami di tempat yang sama, di Stand Expo, yaitu Edwin, Arfi dan Afni. Hanya saja Edwin tidak bisa menemani agenda kami sore itu, karena ingin kembali ke Bogor, acara GIPI ke-2 juga telah selesai.  Afni dan Arfi membawa kami melihat-lihat UGM, benar-benar luar biasa. Kami dibawa melihat Fakultas Psikolagi, Fakultas Kimia, Fakultas Ilmu Budaya, dan Kantor Pusat UGM. Sungguh luar biasa, langkah kaki beriringan dengan debu  vulkanik. Tak mau ketinggalan, setiap menelusuri setapak jalan kami pun mengabadikan momen. Puas berkeliling UGM, kami kembali bertukar pikiran sambil mengisi perut yang masih terisi dengan semangkok bakso khas Jogja.
Hingga kami pulang ke penginapan (karena kami telah check out di Asrama Haji tadi siang), beristirahat karena besok ada agenda yang paling dinanti-nanti, yaitu berkeliling di Malioboro, keraton dan mencari oleh-oleh khas jogja untuk dibawa pulang ke Makassar. Dan tak afdal rasanya kalau tidak mengibarkan bendera pusaka KPI di Candi Prambanan. KPI, benar menguras inspirasi dan inovasi di kota Gudeg. Jayalah UKM KPI UH.
Mengibarkan sang saka KPI di Candi Prambanan

Stand Expo di UGM

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda